Jumat, 30 September 2011


A.          Perkiraan Produksi
Produksi jagung disuatunegara sering mengalami pasang surut. Halini dapat terjadi sebagai akibat perubahan areal penanaman jagung. Namun demikian dengan ditemukanya varietas-varietas unggul sebagai imbangan berkurangnya lahan, maka totalitas produksitidak akan terlalu berubah. Irigasi dan pemupukan sanagat penting untuk mendapatkan produksi  yang baik. Walaupun potensi hasil cukup tinggi, cara mendapatkan produksi pada tingkat optimal yang dilakukan oleh petani, baru memberi hasil 17 ton/ha.

Panen
A.          Ciri dan Umur Panen
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
a.       Umur panaen adalah 86-96 hari setelah tanam
b.      Jagung siap dipanen dengan tonkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga
c.       Biji kering, keras dan mengkilap, apabila ditekan tidak membekas.
B.           Cara panen
Cara panen jagung yang matan fisiologi adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.
C.          Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat , kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas butir jagung menjadi keriput bahakan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbuga. Pemetikan jagung rebus tidak harus menunggu sampai biji masak tetapi dapat dilakukan lebih kurang 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.
A.          Cara penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanaman. Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air belebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam tetapi air hendaknya tersedia selam pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembabdan tidak tergenang . apabila tanah kering perlu diairi dahulu kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan turun.
B.           Hama dan Penyakit
1.       Hama
a.       Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala ; daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan ; disektar bekas gigitan bagian yan terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanama menjadi kerdil atau mati, penyebab; lalat bibit dengam ciri-ciri warna lalat abu-abu, warana punggung kuning kehijauan dan begaris warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm
b.      Ulat pemotong
Gejala; Tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah yang ditanadai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh diatas tanah. Penyebabnya ;beberapa jenis ulat pemotong : Agrotis sp ( A. Ipsilon);Spodoptera litura, penggerak batangjagung (Ostrinia furnacalis), pada penggerak buah jagung.
2.      Penyakit
a.       Penyakit bulai (Downi mildew)
Penyebab; sendawan Peronosclero spora maydis dan P. Spora javanica serta P. spora philillinensis. Yang akan merajalela pada suhu udara 27 ˚C ke atas serta udara lembab
b.      Penyakit bercak daun (leaf blight)
Penyebab; Cendawan Helminthosporium tercicum.

Syarat Penanaman Jagung
Meski tidak membutuhkan persyaratan khusus, tapi agar pertumbuhannya optimal bertanam jagunag harus memperhatikan hal-hal berikut:
A.          Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik  di daearh-daerah beriklim sedang hingga daerah-daerah indonesia. Tanaman jagung membutuhkan air dan suhu cukup tinggi.pada proses perkecambahan benih jagung memilki suhu kurang lebih 30 ˚C. Suhu antara 4-12 ˚C akan mengganggu perkecambahan dan dapat merusak embrio tanaman jagung. Pada keadaan tanah yang cukup lembab pada suhu udara di atas 21˚C, tanaman jagung akan muncul di atas permukaan tanah lebih cepat yaitu kurang lebih 4-5  hari setelah waktu tanam.
B.           Tanah
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanaman yang dapat ditanam jagung antara lain: andosal (berasal dari gunung berapi), latosol, dan grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami

A.          Bunga
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (imonoecious) karena bunga jantan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina , tongkol muncul dari axillary apices tajuk, bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual, selam proses perkembangan, primordial stamen pada axillty bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina.
Serbuk sari(pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati . dinding tebalnya terbentuk dari 2 lapisan, exine dan intin, dan cukup keras.
Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tomgkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.
B.           Tongkol dan Biji
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kolobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.
a.       Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pericap, berupa lapisan luar yang tipis berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air.
b.      Endosperma, sebagai cadangan makanan , mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya;
c.       Embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil.